About Me
Minggu, 30 Agustus 2009
Indonesia Vs Malaysia
Semenjak gelombang besar pekerja Indonesia yang datang ke Malaysia pada tahun 1980-an, yang pada tahun 2007 telah mencapai 90% dari seluruh pekerja asing di negara tersebut, atau mencapai 1,5 juta orang,timbul pandangan di kalangan generasi baru Malaysia yang merendahkan orang Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah berbagai pemberitaan di pers Malaysia yang secara terbuka menyebutkan orang Indonesia atau "Indon" sebagai pelaku berbagai tindakan kriminal. Akibatnya, tumbuh konotasi negatif atas penggunaan kata tersebut, yang dianggap sebagai penghinaan. Di Malaysia kemudian tumbuh anggapan bahwa orang Indonesia adalah sumber keonaran dan perilaku "kurang beradab", yang kemudian terekspresi dalam perlakuan orang Malaysia terhadap orang Indonesia.
Keadaan tidak membaik dengan keluarnya keputusan Mahkamah Internasional yang memberikan kedaulatan atas Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan pada tanggal 17 Desember 2002 telah menimbulkan kekecewaan di pihak Indonesia, bahkan hingga tingkat DPR. Rasa ketidaksukaan ini kemudian meningkat pesat setelah terjadi rentetan peristiwa yang dipandang Indonesia sebagai tindakan arogan sepihak oleh Malaysia, seperti kasus perselisihan di blok Ambalat yang memaksa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta TNI untuk "menjaga kedaulatan wilayah Indonesia" (2005), penggunaan lagu "Rasa Sayange" pada kampanye promosi pariwisata Malaysia, pemukulan atlet karate Indonesia oleh petugas keamanan Malaysia (Agustus 2007), dan klaim reog Ponorogo (disebut sebagai "barongan") sebagai kesenian asli Malaysia (2008).
Serentetan aksi terorisme berupa rangkaian pemboman sejumlah bangunan di Jakarta dan Bali, serta berbagai rencana pemboman di beberapa tempat lainnnya yang dapat digagalkan, sejak tahun 2000 hingga 2005 serta tahun 2009, juga menjadi alasan bagi beberapa kelompok{ untuk mengangkat isu teori konspirasi dari Malaysia. Isu ini diangkat karena dalang pengeboman tersebut dilakukan oleh dua warga negara Malaysia, Azahari dan Noordin M. Top, yang adalah warga negara Malaysia. Teori yang dikembangkan adalah bahwa keduanya adalah agen yang ditanam di Indonesia untuk membuat kekacauan.Walaupun tidak banyak yang mempercayai "teori" ini, stigma telah ditimbulkan oleh anggapan demikian.
Pada kasus Ambalat, situasi yang relatif serius terjadi karena pada tanggal 7 Maret 2005 ditindaklanjuti oleh TNI dengan pengiriman delapan kapal tempur yang didukung oleh empat pesawat tempur jet F-16 oleh Armada Wilayah Timur di Balikpapan. Pada kejadian yang lain, usaha-usaha klarifikasi dilakukan melalui komunikasi politik di antara pejabat kedua negara. Pada kasus "Rasa Sayange", protes muncul dari kalangan masyarakat Maluku (sebagai kelompok etnis yang mengklaimnya) dan anggota parlemen (DPR).
Ekspresi ketidaksukaan dinyatakan dalam berbagai cara. Demonstrasi sempat terjadi di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, khususnya setelah kasus Ambalat terjadi. Akibat protes dari Indonesia mengenai lagu Rasa Sayange ditanggapi secara dingin, muncul berbagai tulisan kasar di berbagai forum internet. Beberapa blog juga menuliskan kekecewaannya. Bahkan, iklan suatu obat tradisional menyinggung masalah ini. Malaysia dicitrakan sebagai "pencuri" kebudayaan Indonesia. Dari sini kemudian muncul jargon sarkastik "Malingsia" untuk menegaskan bahwa orang Malaysia hanya bisa mencuri (maling) karya seni orang lain (Indonesia). Istilah "Malon" (dengan konotasi negatif) juga diinvensi sebagai counterpart atas istilah 'Indon' yang dipakai di Malaysia. Kenyataan bahwa banyak terjadi kesamaan warisan budaya (seperti keris, berbagai jenis makanan, dan beberapa lagu daerah) dianggap sebagai "pencurian" yang dilakukan pihak Malaysia. Hal ini diperparah dengan konsep Ketuanan Melayu yang diterapkan di Malaysia, yang memberi batasan "Melayu" adalah semua suku bangsa dengan ciri fisik dan agama yang sama dengan orang Melayu asli Malaysia, termasuk juga apabila sebenarnya seseorang berasal dari suku bangsa Jawa, Madura, Aceh, atau Minangkabau.
Dalam dunia maya, berbagai forum dan blog menyinggung perlakuan Malaysia terhadap orang Indonesia. Beberapa hacker bahkan melakukan defacing terhadap beberapa halaman muka sejumlah laman lembaga-lembaga Malaysia.
Dari berbagai rentetan kasus yang melibatkan kedua negara, kasus Ambalat dapat dikatakan merupakan puncaknya. Dari berbagai aksi demo massa di Indonesia, aksi massa tak lagi mengangkat kasus Ambalat semata, namun telah bergeser menjadi sentimen anti-Malaysia. Berbagai kelompok pemuda di berbagai daerah di Indonesia bahkan mengaku siap menjadi relawan apabila terjadi perang antara Indonesia dan Malaysia, beberapa di antaranya malah melakukan aksi jempol darah sebagai simbol kesetiaan mereka terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Label:
Indonesia Vs Malaysia
Minggu, 23 Agustus 2009
Cerita
Sebuah Surat Motivasi
Semangat itu tidak terbentuk dengan sendirinya
Ia membutuhkan sebuah proses pembentukan yang panjang
Layaknya besi tempa yang dibuat oleh tangan mahir sang pembuat pedang
Begitupula semangat
Bila semangat adalah pedang, maka pembuat pedang adalah diri kita sendiri
Maka jadikan diri kita mahir sebagai pembuat pedang
Caranya dengan belajar dan berlatih membuat pedang
Seperti halnya motivasi yang stabil dan konsisten bisa menjadi terasah dengan baik
Tatkala seseorang bisa mengendalikan diri
Seberapa bisa kita bisa mengendalikan diri?
Semua akan terjawab tatkala kita melihat seberapa besar akumulasi hidup yang sudah kita jalani untuk kehidupan
Maka tidak hanya sebuah motivasi saja yang dibutuhkan
Melainkan kemauan untuk melatih diri sendiri untuk bisa stabil memotivasi diri sendiri
Semangat itu tidak terbentuk dengan sendirinya
Ia membutuhkan sebuah proses pembentukan yang panjang
Layaknya besi tempa yang dibuat oleh tangan mahir sang pembuat pedang
Begitupula semangat
Bila semangat adalah pedang, maka pembuat pedang adalah diri kita sendiri
Maka jadikan diri kita mahir sebagai pembuat pedang
Caranya dengan belajar dan berlatih membuat pedang
Seperti halnya motivasi yang stabil dan konsisten bisa menjadi terasah dengan baik
Tatkala seseorang bisa mengendalikan diri
Seberapa bisa kita bisa mengendalikan diri?
Semua akan terjawab tatkala kita melihat seberapa besar akumulasi hidup yang sudah kita jalani untuk kehidupan
Maka tidak hanya sebuah motivasi saja yang dibutuhkan
Melainkan kemauan untuk melatih diri sendiri untuk bisa stabil memotivasi diri sendiri
Label:
Sebuah Surat Motivasi
Pengalaman
Perjalanan terakhir
Sebenarnya saya tidak mau menampilkan puisi ini sekarang karena belum tepat waktunya. Hmm meski begitu saya harus keluarkan puisi ini untuk menghormati salah seorang sahabat terbaik saya Umar
Perjalanan terakhir
(Sebuah Dedikasi Karya Untuk Sahabatku)
Sobat hari ini kita tertawa bersama
Menikmati alam dunia yang terpampang di wajah kita
Pertemuan demi pertemuan kita lewati dengan senyum
Celaan-celaan kecilpun tak pelak membuat balasan demi balasan yang tak kunjung usai
Tak sadar ternyata itulah yang membuat kita bisa lebih dekat satu sama lain
Jika momentum itu ditarik ke belakang
Terkadang aku tertawa sendiri karena banyak hal yang membuat kita tertawa
Sungguh hari itu bagaikan sebuah hari tanpa batasan waktu yang mengekang
Kita luapkan emosi bersama dengan mengangakan bibir kita
Sungguh setiap detik momentum itu terekam dengan baik dalam memoriku
Semua begitu melekat bagai lem yang menempel kuat dalam benakku
Sesaat kemudian semua kenangan itu semakin kuat dan kuat
Saat perjalanan terakhir kau jalani
Tak pelak lelehan air mata ini keluar saat perjalanan terakhir itu dimulai
Kau tak memberi kabar dan pertanda
Hanya sebuah pesan kecil menyertaiku
“Semoga kau menjadi penulis terbaik di negeri ini”
Pesanmu itu begitu kuat dan mengetarkan imajiku hingga detik ini
Selamat tinggal sobat, pesanmu takkan kusia-siakan
Harapanmu akan kuwujudkan dalam karyaku
Dan namamu akan bersanding menyertai buku-bukuku
Selamat tinggal sobat, semua ini tidak akan berakhir
Karena kenangan itu akan ada dan kusimpan dalam ruang bawah sadarku
Sekarang dan sampai kapanpun
Sebenarnya saya tidak mau menampilkan puisi ini sekarang karena belum tepat waktunya. Hmm meski begitu saya harus keluarkan puisi ini untuk menghormati salah seorang sahabat terbaik saya Umar
Perjalanan terakhir
(Sebuah Dedikasi Karya Untuk Sahabatku)
Sobat hari ini kita tertawa bersama
Menikmati alam dunia yang terpampang di wajah kita
Pertemuan demi pertemuan kita lewati dengan senyum
Celaan-celaan kecilpun tak pelak membuat balasan demi balasan yang tak kunjung usai
Tak sadar ternyata itulah yang membuat kita bisa lebih dekat satu sama lain
Jika momentum itu ditarik ke belakang
Terkadang aku tertawa sendiri karena banyak hal yang membuat kita tertawa
Sungguh hari itu bagaikan sebuah hari tanpa batasan waktu yang mengekang
Kita luapkan emosi bersama dengan mengangakan bibir kita
Sungguh setiap detik momentum itu terekam dengan baik dalam memoriku
Semua begitu melekat bagai lem yang menempel kuat dalam benakku
Sesaat kemudian semua kenangan itu semakin kuat dan kuat
Saat perjalanan terakhir kau jalani
Tak pelak lelehan air mata ini keluar saat perjalanan terakhir itu dimulai
Kau tak memberi kabar dan pertanda
Hanya sebuah pesan kecil menyertaiku
“Semoga kau menjadi penulis terbaik di negeri ini”
Pesanmu itu begitu kuat dan mengetarkan imajiku hingga detik ini
Selamat tinggal sobat, pesanmu takkan kusia-siakan
Harapanmu akan kuwujudkan dalam karyaku
Dan namamu akan bersanding menyertai buku-bukuku
Selamat tinggal sobat, semua ini tidak akan berakhir
Karena kenangan itu akan ada dan kusimpan dalam ruang bawah sadarku
Sekarang dan sampai kapanpun
Label:
Perjalanan terakhir
Transformasi Kehidupan
Setiap orang memiliki sebuah perubahan dan transisi dalam kehidupannya.
Perjalanannya menguras banyak waktu, pemikiran dan tenaga.
Tidak ada yang tahu sampai kapan proses transformasi berhenti, yang jelas masing-masing dari kita akan mengalami transformasi kehidupan.
Lambat atau tidaknya hanya kita yang tahu, karena kitalah yang berada dalam proses tersebut.
Yang menjadi pertanyaannya kita akan bertransformasi seperti apa?
Bertransformasi menjadi bidak catur yang mengikuti arus atau bertranformasi menjadi sosok manusia berkarakter.
Apakah kita akan bertransformasi menjadi seorang yang baik atau buruk?
Semua adalah keputusan kita....
Maka berpikirlah transformasi apa yang tepat untuk kita sobat....
Karena transformasi akan menentukan kehidupan kita sekarang dan masa depan....
Setiap orang memiliki sebuah perubahan dan transisi dalam kehidupannya.
Perjalanannya menguras banyak waktu, pemikiran dan tenaga.
Tidak ada yang tahu sampai kapan proses transformasi berhenti, yang jelas masing-masing dari kita akan mengalami transformasi kehidupan.
Lambat atau tidaknya hanya kita yang tahu, karena kitalah yang berada dalam proses tersebut.
Yang menjadi pertanyaannya kita akan bertransformasi seperti apa?
Bertransformasi menjadi bidak catur yang mengikuti arus atau bertranformasi menjadi sosok manusia berkarakter.
Apakah kita akan bertransformasi menjadi seorang yang baik atau buruk?
Semua adalah keputusan kita....
Maka berpikirlah transformasi apa yang tepat untuk kita sobat....
Karena transformasi akan menentukan kehidupan kita sekarang dan masa depan....
Label:
Transformasi Kehidupan
Motivasi
Sebuah Persepsi
Dalam perjalanan hidup kita selalu mendengar baik dan buruknya dari kita.
Semua terbentuk dari proses persepsi orang lain terhadap diri kita....
Sebagian orang merasa terganggu dengan persepsi yang diberikan pada merekam sebagian lagi cuek terhadap persepsi yang ada dan berusaha berjalan menengadahkan kepala di depan mereka seolah menantang persepsi yang mereka berikan pada dirinya.
Dan sebagian lain lagi berusaha memenuhi persepsi orang lain agar terlihat baik di mata mereka yang memandang.
Sejujurnya persepsi apapun yang diberikan oleh orang lain pada diri kita adalah sebuah wujud dan bentuk dari kepedulian mereka terhadap diri kita. Dan hal ini menjadi bumbu menarik dalam perjalanan kehidupan kita.
Memperhatikan persepsi orang terhadap diri kita sebenarnya dapat kita jadikan leverage untuk menjadikan diri kita lebih baik lagi. Hmm bukan di mata mereka, bukan juga di mata diri kita sendiri, melainkan di mata Sang Khalik. Persepsi mereka bisa kita jadikan alat untuk merubah diri kita lebih baik lagi.
Biarkan mereka berkata apapun tentang diri kita, biarkan mereka berspekulasi tentang siapa diri kita sebenarnya. Satu hal kita hanya terfokus pada satu hal ketika menjalaninya. Dan hal tersebut adalah memperbaiki diri menjadi lebih baik dibandingkan masa lampau....
Selamat menjalani hidangan kehidupan sobat...
Dalam perjalanan hidup kita selalu mendengar baik dan buruknya dari kita.
Semua terbentuk dari proses persepsi orang lain terhadap diri kita....
Sebagian orang merasa terganggu dengan persepsi yang diberikan pada merekam sebagian lagi cuek terhadap persepsi yang ada dan berusaha berjalan menengadahkan kepala di depan mereka seolah menantang persepsi yang mereka berikan pada dirinya.
Dan sebagian lain lagi berusaha memenuhi persepsi orang lain agar terlihat baik di mata mereka yang memandang.
Sejujurnya persepsi apapun yang diberikan oleh orang lain pada diri kita adalah sebuah wujud dan bentuk dari kepedulian mereka terhadap diri kita. Dan hal ini menjadi bumbu menarik dalam perjalanan kehidupan kita.
Memperhatikan persepsi orang terhadap diri kita sebenarnya dapat kita jadikan leverage untuk menjadikan diri kita lebih baik lagi. Hmm bukan di mata mereka, bukan juga di mata diri kita sendiri, melainkan di mata Sang Khalik. Persepsi mereka bisa kita jadikan alat untuk merubah diri kita lebih baik lagi.
Biarkan mereka berkata apapun tentang diri kita, biarkan mereka berspekulasi tentang siapa diri kita sebenarnya. Satu hal kita hanya terfokus pada satu hal ketika menjalaninya. Dan hal tersebut adalah memperbaiki diri menjadi lebih baik dibandingkan masa lampau....
Selamat menjalani hidangan kehidupan sobat...
Label:
Sebuah Persepsi
Langganan:
Postingan (Atom)
Category
- Animasi (1)
- Gambar Asyik (1)
- Indonesia Vs Malaysia (1)
- Perjalanan terakhir (1)
- Sebuah Persepsi (1)
- Sebuah Surat Motivasi (1)
- Transformasi Kehidupan (1)